September 01, 2014

Konselor Sekolah ?? II Bagian Penting !!

Thought via Path
Ternyata saya diminta membuat program BK yg mana itu rumit. Sseuuucara…. kompetensi yang didapat 4 tahun/lebih oleh tmn2 BK macacih ‘dipaksa’ dipelajari dalam seminggu oleh seorang tester yg terkadang jadi interviewer+observer? hhmm

Usut punya usut, kenapa ada sekolah menerima Sarjana Psikologi untuk BK, itu karena sudah ada struktur BK yang sudah lama menjalani program-program BK di bawah kepemimpinan lulusan BK atau Profesi Konselor/ Psikolog Pendidikan di sekolah tsb. Jadi, S.Psi bisa dibilang konselor/ bagian pelaksana.
Nahhh Sarjana Psikologi menurut kode etik kita (cmiiw yah) diperbolehkan melakukan konseling sederhana di bawah supervisi-supervisi (struktur tsb.)

Adapun sekolah-sekolah yang terbilang baru ternyata ada yang belum mengetahui atauuu entah mungkin S.Psi lebih massive kali ya dibanding S.Pd BK, maka S.Psi pun dengan mudahnya diterima menjadi guru BK dan diminta membuat program pembinaan kesiswaan. Padahaaal menurut permendiknas thn 2008 hanya yang berkompetensi konselor lah yang berwenang membuat program.

Gitu dehh jadi sekarang posisi saya bukan di BK, karena di sekolah sini nii belum ada struktur yg semestinya (dan katanya baru saya yang “protes”) hihi..
Saya, entah disebut apa sekarang. Tapi saya diminta mengidentifikasi masalah kesiswaan membantu bagian tatib kesiswaan. Biar kece; “divisi psikologi kesiswaan” aja kali ya sampai mendapat Sarjana lulusan BK sbg pengganti. Ada yg punya kenalan BK? kontak sy ya… terima kasih..

:D
what a life!
tapi anak2 udah keburu tau sy tempat curhat dan udh buanyak yg curhat dari mulai kecengan di sekolah sampai kecengan di korea. asli eta mahhhh ngaku k-pop fanatik. woww..
seru geuning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar