Juni 22, 2014

Buta Hati, katanya

Nyesel kepo. tapi ga juga deng.. Ada hikmahnya setelah 30 menit kemudian.

Jadi, ceritanya si dia menuding bahwa si dia-dia yang lain-yang tidak sejalan dengannya itu-buta hati. Ya, buta! Hanya karena selalu memandang semuanya baik. Healahhh hampir dalem hati teriak LO AJA KALEE yang buta hati ngelihat orang jelek2nya mulu heran dehhh!!! 

Tapi buru-buru deh si hati kecil ini nonjok "hei nana cantik! lo teh gimana sih! lo bilang 'LO AJA KALEE' itu sama aja dengan lo sendiri sedang mempertontonkan diri lo sendiri!! Berarti emang bener lo itu buta hati !!!" Upss..

Astaghfirulloh...

Iya ya..

ULAH SARUANA dan inget selalu prinsip berikut;

Teko hanya akan mengeluarkan sesuai dengan yang dikandungnya. *ceilee kandung
Kalau teko isinya kopi, ya itulah.. yang akan keluar ya kopi.
Kalau isinya susu, ya susu.
Kalau air bening, ya bening.

Kalau kamu buta hati kamu akan mudahnya menuding orang 'buta hati' ckckck Astaghfirullohal'adzim.,

Udah cukup Allah saja yang menilai! Kamu jangan sampai ikut-ikutan, meskipun itu sempat terbersit dalam hati. Doain aja semoga dijauhkan dari sifat buruk tersebut/ sifat buruk apapun yang terbersit di benak. Rem sebisa mungkin ingin ikut menuding. Jangan sampai dilisankan. Lisan adalah jendela hati, jika lisan dan tulisanmu sedang buruk, itu karena hatimu buruk. Jika lisan terjaga berarti hati sedang terjaga.

Allah sebaik-baik Penjaga.

Banyak-banyak minta pertolongan-Nya, tanpa IA kamu pun akan lupa pernah menulis seperti ini.

Juni 20, 2014

Aku - Saya

Ketawa-ketiwi sendiri, kenapa kata ganti orang pertama tunggal dalam blog ini kadang "aku" kadang "saya" begini ? hahaha

*maklum sedang dalam masa peralihan remaja menuju dewasa. haha :D

Never Say Never

Selesai membaca Melukis Pelangi, sebuah hadiah kelulusan dari teh Vera P.M. (makasih ya teh, hiks hiks aku cinta teteh karena Allah :* aamiin.. bukunya pas banget pokoknya! Semoga Allah berkahi teteh dan keluarga selalu, aamiin..), jalan hadirnya mimpi itu semakin benderang.

Juni 07, 2014

Kau yang Nyatanya Benar-benar Manis (Part 2)


Aku kesal sekali! Kenapa bukan pembimbing II yang memberikan nilai padaku? Beliau yang tau banyak perjuanganku mulai dari proposal, yang membantu dengan memberikan banyak referensi perkembangan juga eksperimennya. Beliau juga orang yang menyemangatiku bahwa aku terlambat lulus karena melakukan ‘sesuatu’. Beliau yang paham, aku bisa melakukan sesuatu. Beliau yang memberikan banyak andil dalam penelitianku. Aku yakin beliau akan memberikan nilai yang sama dengan teman-teman yang kulihat mendapatkan 85 dari pembimbingnya masing-masing, bukan 83.