Agustus 22, 2014

Konselor Sekolah ?

Konselor sekolah ?
Sedari tadi searching.... mencari pem(ke)benaran *hehe* Apa sebetulnya nama pekerjaan saya nanti.

Bulan Ramadhan lalu, saya mendapatkan info bahwa posisi guru BK di SMPIT Qordova sedang kosong. Saya pun mencoba apply  lamaran saya. Syawal hampir berakhir ternyata saya dipanggil untuk tes dan wawancara. Ya, mungkin memang berjodoh, saya pikir saya tidak kunjung dipanggil karena belum qualify secara administrasi. Alhamdulillah dipanggil juga dan semuanya lancar :)))

Ternyata yang dites dan wawancara hanya tiga orang, satu orang calon pak guru dan dua orang calon bu guru, termasuk saya meski saya masih ragu jika nanti dipanggil "bu guru"(Because I'm a psychology scientist!!) Satu perempuan lain melamar sebagai guru mengaji, ia masih berstatus mahasiswa semester akhir jurusan Manajemen Dakwah. Untuk pelamar pria saya tidak tahu ia melamar untuk posisi apa. Nasib mereka pun saya belum tahu apakah akhirnya diterima atau tidak, mudah-mudahan dapat yang terbaik. Aamiin..

Tes dan wawancara pun berlangsung. Saya diminta mengisi lembar mengenai pengetahuan saya tentang dunia pendidikan, tentang Islam, dan sedikit juga tentang dakwah. Setelah tes selesai kami diwawancarai baru kemudian tes hafalan dan tilawah. Padahal terdapat banyak kekurangan pada tes tulis dan tes hafalan lhoo *off the record* tapi mungkin kepsek tertarik dengan hasil wawancara saya. hehee *pedeee

Alhamdulillah saya dipanggil lagi keesokan lusa. Saya diminta datang kembali menemui kepsek yang tempo harinya mewawancarai. Ibu kepsek tersebut bilang bahwa beliau sudah minat dengan saya sejak diwawancarai, sekarang tinggal saya berbicara dengan kepala bagian pendidikan. *coba kalau nanti diwawancarai calon mertua bisa langsung click begini ga ya hoho*

Alhamdulillah.... Saya langsung diminta mulai "mengajar" hari Senin pekan depan. Setelah deal-deal-an soal insentif dan lain-lain. Actually, saya masih sedikit galau jika saya disebut "guru BK", teringat pada teman-teman yang kuliah di jurusan BK. Juga teringat perkataan dosen bahwa kita tidak boleh mengambil lahan orang lain. Tapi, toh memang pihak sekolah juga menerima S1 Psikologi pada kenyataannya ? Jadi, mengapa saya harus menolak ? Apakah saya melanggar hukum ? Apakah saya melanggar kode etik ? Semoga tidak, semoga Allah ridho. Aamiin..

Sebelumnya saya sungguh tidak ingin menjadi "guru BK" karena prinsip yang saya sebutkan di atas. But, never say never. Kemudian di akhir-akhir masa studi, saya mengetahui bahwa ada sekolah-sekolah juga bimbel yang menyediakan lowongan BK juga untuk Sarjana Psikologi. Mungkin ini pertanda dari Allah juga bahwa saya harus flexible untuk mau melamar di BK? Wallahu a'lam.

Jadi, saya sebagai Sarjana Psikologi hendak meminta maaf sebelumnya kepada teman-teman lulusan BK jika saya secara tidak sengaja mengambil lahan kerja Saudara-saudari sekalian. Semoga Saudara-saudari juga mendapat tempat pekerjaan yang baik dan kondusif. Aamiin..

Saya pikir ini sudah jalan takdir Allah Yang Maha Menentukan. Saya yang kemudian galau akan kembali ke lab atau tidak. Di sisi lain, saya ingin sekali mempunyai guru ngaji pribadi untuk membina akhlaq dan mengajari saya agar beribadah yang lebih baik. Saya yang ingin lingkungan kerja yang lebih kondusif untuk menjaga keimanan saya. Alhamdulillah Qodarullah.. SMPIT Qordova-lah jawabannya. Karena konon katanya SMPIT tersebut mewajibkan adanya pembinaan terhadap guru-guru.

Alhamdulillah Teh Titin--tetangga sebelah rumah yang mendapat info dari temannya--tiba-tiban mengirim sms pada saya mengenai info lowongan tersebut. Saya ingat "di sana suka dicek hafalan juga na.." bunyi sms Teh Titin yang membuat saya semangat melangkah melamar tanpa pikir panjang lagi.

Rencananya saya ingin menghafal juga. Tapi jika harus pesantren selama setahun bisa juga lebih, bagaimana nasib usia saya ? Hehe.. *nikah maksudnya* Jadinya insyaa Allah sambil menjalani kehidupan sambil one day one ayat. Untuk mencapai cita-cita itu tentunya saya butuh suatu lingkungan yang kondusif. Ternyata sulit jika hanya berjuang sendirian, banyak tak patuhnya hehe

Jadi, itulah.. Dasar lingkungan yang kondusif yang membuat saya lupa bahwa nanti pekerjaan saya sebagai "guru BK (?)"

Saya tidak ingin disebut begitu. Jadi saya menyebut pekerjaan saya sebagai  "konselor sekolah" hehe Udah boleh belum yaaa.. Maka saya searching lagi kode etik psikologi.

Saya kutip kode etik saya sebagai sarjana psikologi = ilmuwan psikologi ya.. Berikut..

KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA

 BAB I Pasal 1
ILMUWAN PSIKOLOGI adalah ahli dalam bidang ilmu psikologi dengan latar belakang pendidikan strata 1 dan/atau strata 2 dan/atau strata 3 dalam bidang psikologi. Ilmuwan psikologi memiliki kewenangan untuk memberikan layanan psikologi yang meliputi bidang- bidang penelitian; pengajaran; supervisi dalam pelatihan; layanan masyarakat; pengembangan kebijakan; intervensi sosial; pengembangan instrumen asesmen psikologi; pengadministrasian asesmen; konseling sederhana; konsultasi organisasi; perancangan dan evaluasi program. Ilmuwan Psikologi dibedakan dalam kelompok ilmu murni (sains) dan terapan.

BAB XIV KONSELING PSIKOLOGI danTERAPI PSIKOLOGI
Pasal 71
Batasan Umum
Konseling psikologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu mengatasi masalah psikologis yang berfokus pada aktivitas preventif dan pengembangan potensi positif yang dimiliki dengan menggunakan prosedur berdasar teori yang relevan. Istilah untuk subyek yang menjalani layanan konseling psikologi adalah klien. Konseling psikologi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah pendidikan, perkembangan manusia ataupun pekerjaan baik secara individual maupun kelompok. Orang yang menjalankan konseling psikologi disebut konselor.

Pasal 72
Kualifikasi Konselor dan Psikoterapis
(1) Konselor/Psikoterapis adalah seseorang yang ;
  • a. memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk menjalankan konseling psikologi/ terapi psikologi yang akan dilaksanakan secara mandiri dan/ atau masih dalam supervisi untuk melaksanakannya sesuai dengan kaidah pelaksanaan konseling psikologi/ psikoterapi tersebut.
  • b. mengutamakan dasar-dasar profesional.
  • c. memberikan layanan konseling atau terapi kepada semua pihak yang membutuhkan.
  • d. mampu bertanggung jawab untuk menghindari dampak buruk akibat proses konseling atau terapi yang dilaksanakannya terhadap klien.

(2) Yang dimaksud dengan sikap profesional adalah
  • a. senantiasa mengandalkan pada pengetahuan yang bersifat ilmiah dan bukti-bukti empiris     tentang keberhasilan suatu konseling atau terapi.
  • b. bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.
  • c. senantiasa mempertahankan dan meningkatkan derajat kompetensinya dalam menjalankan praktik Psikologi

Mudah-mudahan bisa mengamalkan kode etik di atas dengan baik. Mudah-mudahan berkah bermanfaat dan saya pribadi  bisa menjadi lebih baik lagi. Aamiin..

Bismillah....

mohon doakan :))

Agustus 13, 2014

Marah

Sudah mencoba sekuat tenaga dan sekuat hati untuk ga marah. Tapi ini ga bisa. Kalau masih di sini, reflex. Aneh. Aku ga bisa ga gini kalau di sini. Aku harus pindah. Aku harus pindah untuk jalan berubah. Semoga ada jalan. Semangat !

Agustus 11, 2014

Menjemputmu

Resepnya mudah untuk menghapus masa lalu. Fokuslah menjemput masa depan !

:))

Cinta ala Fatimah, Cinta ala Khadijah

Konon katanya Fatimah sudah mencintai Ali sebelum mereka menikah. Diam, cinta dalam diam bahkan syetan pun tak tahu. Hiksss Kayaknya Cidaha gue gagal nih disembunyikan dari syetan gara-gara blogging, twitting ?? heu mudah-mudahan ga lah!! Jauh-jauh syetan. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.

Khadijah pun sudah tumbuh benih cintanya dari kekagumannya atas sifat mulia Muhammad Sholallahu'alaihi wasalam sejak sebelum mereka menikah. Kemudian Khadijah pun melamarnya lewat perantara. Keberaniannya itu bukan sekadar berani tapi sudah pula mengukur diri, memantaskan diri juga berdoa pada Ilahi.

Kira-kira cinta ini cinta ala apa pada akhirnya ya ??

Ya Allah tolong jaga aku dan dia. Aamiin...

Lewat gelombang longitudinal ini aku merasa dekat dengannya..

Jika jodoh, pasti Engkau mudahkan. Jika bukan pasti tidak akan bersua.

----

Senin, 11-08-2014; 22:47

Beli karena (akhirnya) Butuh

Tempo hari dikirim sms oleh Pak Irfan-dosbing skripsi. Berasa eksklusif deh eykeuuu dikirim sms di hari gini. hehe padahal mah udah ga zaman sms teh. W.A dong nana W.A, hihi haha Yang jelas setelah dikirim sms tsb jadi "oke deh udah butuh nih buat kemajuan karir."

Esok harinya diajak ngumpul juga oleh Bu Yena di bironya Hudassari. Masya Allah, ada ustadz yang bagus banget kajiannya sore itu. Tentang silaturahim. Tambah deh yakin untuk "oke deh udah butuh nih buat mempermudah sarana silaturahim." Kajian ustad tsb. kembali mengingatkan pada  benefitnya silaturahim, memperpanjang usia dan memperbanyak rizki. Aamiin...

Belum lagi pas ketemu temen-temen di biro tsb. ketinggalan banyak berita yah gara-gara ga masuk di grup-grup WA ya Hudassari ya grup Lab. hehe kan males juga tuh junior aslab kalau disuruh sms mulu untuk ngasih info. hahaha  Malah ngebebanin orang sih na... na!! Inget SSG-PANTANG MENJADI BEBAN!!

======

Oia balik ke sms Pak Irfan. Jrenngg jreeeng.. Beliau meminta saya untuk mempresentasikan kembali skripsi saya di Rumah Terapi-nya Bu Asti. Alhamdulillah..kalau usaha skripsian setahun lebih saya ga sia-sia. :)))

Ok deh sekarang sudah titik puncaknya membeli sesuatu karena butuh bukan sebatas korban mode. Jangan terenyahkan karena seleksi alam sis!! C'mon!! Dimana teknologi dipijak di situ manfaat dijunjung. *naooon hehehe